oleh

Batako dan Desa Cisungsang Kabupaten Lebak

Penulis Moch Ojat Sudrajat Ketua PMBI.(Foto Istimewa)

Belakangan ini BATAKO dan Desa Cisungsang kerap kali muncul di media sosial, BATAKO sendiri adalah salah satu bahan bangunan yang kegunaannya sama dengan Batu Bata Merah, yakni untuk membangun suatu bentuk bangunan, dapat berupa rumah, rumah ibadah dan sejenisnya.

Lalu ada yang menghubungkan antara BATAKO dengan penanganan STUNTING, apa hubungannya??……bagi masyarakat yang mungkin awam atau tidak paham dalam masalah stunting tentu akan bertanya – tanya bahkan mungkin nyinyir.

Bahwa sayangnya selama ini sebagaian masyarakat berpersepsi bahwa permasalahan dan penanggulangan STUNTING adalah hanya sector kesehatan saja seperti imunisasi, pemberian makan tambahan Ibu Hamil dan balita, pertumbuhan balita dan sejenis lainnya. Padahal menurut para pakar berpendapat jika intervensi spesifik sektor kesehatan hanya berperan 30% sementara 70% adalah intervensi sesitif di luar sektor non kesehatan, salah satunya adalah program pembangunan non kesehatan.

Program pembangunan non kesehatan adalah mewujudkan percepatan pembangunan sanitasi seperti “sarana air bersih, pembangunan lingkungan, MCK, bedah rumah dll adalah bagian dari upaya pecegahan stunting, jangan sampai Balita dan /atau Ibu Hamil yang sehat menjadi terkena stunting karena tinggal di rumah dan lingkungan yang tidak layak dan/atau tidak sehat. Inilah yang menyebabkan terjadinya adanya hubungan antara BATAKO serta bahan bangunan lainnya dengan STUNTING.

Baca juga:Oknum Guru Ngaji di Gunungkencana, Lebak Dilaporkan ke Polisi, Diduga Lakukan Pencabulan

Selanjutnya di wilayah Desa Cisungsang juga saat ini kerap kali muncul di media sosial, alhamdulilla ada yang mempromosikan sedang ada pembangunan masjid di Desa Cisungsang – Kab. Lebak, yang dinami Masjid Al Muktabar.

dan berdasarkan keterangan yang saya dapatkan dari Tokoh Masyarakat Lebak, yakni Pak Ade Sumardi, pemberian nama Al Muktabar, di dasri dari NAZAR DARI PUPUHU KASEPUHAN ADAT CISUNGSANG yakni ABAH USEP SUYATMA.

Adapun Nazar dari Abah Usep adalah : “ Siapa saja yang menjadi wasilah berdirinya masjid maka itu akan dijadikan nama masjid”. Jika masyarakat di wilayah Cisungsang saja tidak mempermasalahkan dan bahkan menerima pemberian nama masjidnya dengan nama Al Muktabar, maka sudah selayaknya elemen masyarakat yang lain menghaormati dan menghargainya.(***)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *