Klinik Seroja di RSUD Dr Adjidarmo yang di gunakan untuk pelayanan pemeriksaan kesehatan para ODHA.(Foto Uday)
Berita6Banten.Com – Kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Lebak dari tahun ke tahun terus bermunculan.
Begitu pula kasus Demam berdarah dengue (DBD) yang turut membahayakan terhadap jiwa manusia, mengalami hal yang sama.
Berdasarkan data dari Dinkes Lebak, sejak Januari hingga kini, kasus ODHA di Lebak mencapai 68 orang, yang diantaranya 21 orang berjenis kelamin perempuan, serta 47 orang berjenis kelamin pria.
Sedangkan kasus DBD, sejak Januari hingga Mei 2023, sebanyak 188 kasus, serta 1 kasus diantaranya meninggal dunia.
Padahal setiap tahun, Pemkab melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak rutin mengalokasikan dana penanganan dan penekanannya, namun tetap saja kedua kasus tersebut tidak mampu dihentikan.
Sudrajat Maslahat,
Pemerhati Kebijakan Publik mengatakan, persoalan media sosial dan berbagai aplikasi yang menayangkan konten berkaitan dengan sek, merupakan salah satu penyebab yang mampu menjerumuskan masyarakat untuk melakukan sek bebas maupun perbuatan lainnya yang bisa menularkan HIV/AIDS.
Namun demikian lanjut Sudrajat, Dinkes selaku kepanjangantanganan Pemkab harus mampu melakukan penanganan maupun penekanannya dengan baik dan tepat sasaran.
Apabila upaya penanganan dan penekanannya tidak membuahkan hasil yang baik, maka Sudrajat menilai percuma Pemkab mengeluarkan alokasi dana untuk semua itu.
“Kalau penanganan maupun penekanan angka kasus ODHA tidak membuahkan hasil, maka Bupati harus mengevaluasi anggarannya,” ujar Sudrajat, Kamis 21 Juni 2023.
Begitu pula soal kasus DBD di Lebak yang rutin bermunculan setiap tahunya, maka penanganan dan penekanannya pun harus serius dan harus memiliki target yang benar.
“Saya rasa, apapun itu, bila dilakukan dengan baik dan tepat sasaran, maka hasilnya akan memuaskan. Tetapi kalau dikerjakan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, maka Dinkes hanya menghambur -hamburkan biaya,” kata Sudrajat.(day)
Komentar