oleh

Reaktifasi Jalur Rel Rangkasbitung-Labuan Terkendala Anggaran

Direktur Tekhnik Perkeretaapian Kementerian Perhubungan saat mengekpose persiapan pembangunan Stasiun Rangkasbitung.(Foto Uday)

Berita6Banten.Com- Reaktifasi jalur rel kerata api Rangkasbitung-Labuan, belum bisa dilakukam dalam waktu dekat ini. Hal itu terjadi karena masih terkendala anggaran.


Menurut pihak Balai Tekhnik Perkeretaapian pada Direktorat Jenderal Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI saat melalukan ekposes rencana pembangunan Stasiun Rangkasbitung di ruang terbatas Setda Lebak, belum lama ini menyatakan bahwa proses reaktifasi jalur rel kereta api Rangkasbitung-Labuan, sedianya sudah bisa dilakukan sejak tahun lalu, namun karena alokasi anggaran peruntukannya dialihkan kepada penanganan covid-19.


Namun demikian, agar rencana reaktifasi jalur rel tersebut bisa terlaksana, maka pihak Balai Tekhnik Perkeretaapian sudah mengusulkannya kembali ke APBN 2023.


“Reaktifasi jalur rel Rangkasbitung-Labuan ini sudah menjadi program Pak Presiden Jokowi yang harus terlaksana. Namun, karena hampir tiga tahun ini, terkendala covid-19, maka pelaksanaan reaktifasi jalur rel Ranggkasbitung-Labuan menjadi terhambat,” ujar Kepala Balai Tekhnik Perkeretaapian, Rode Paulus Gagok Pudjiono.


Terkait untuk program pembangunan Stasiun Rangkasbitung yang akan dilaksanakan sebanyak dua tahap, lanjut Rode, akan dimulai tahun ini dengan nilai anggaran sebesar Rp12,5 miliar yang bersumber dari APBN 2022. Sedangkan untuk pembangunan tahap kedua, akan dilaksanakan mulai awal 2024, serta harus sudah selesai diakhir 2024.


“Untuk pembangunan tahap pertama, yaitu akan menyediakan peron permanen pelayanan kereta sebanyak lima peron. Sedangkan untuk tahap kedua, pembangunan gedung stasiunya menjadi dua setengah lantai dan berbagai sarana lainya dengan alokasi dana Rp285 miliar,” terang Rode, seraya menambahkan bila selesai dibangun, maka Stasiun Rangkasbitung akan lebih besar dan lebih megah dari Stasiun Jatinegara, Jakarta.

.
Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan Pemkab Lebak, Ajis Suhendi mengatakan, dalam pembangunan Stasiun Rangkasbitung yang akan menjadi stasiun yang lebih modern tersebut, tentu dilarang membongkar gedung lama (Jaman Belanda-red) yang ada dibagian dalam stasiun.

Baca Juga: Jumlah Peredaran Hewan Kurban di Lebak Tahun Ini Alami Penurunan

Kedua, pihaknya meminta, akses keluar masuk penumpang harus satu pintu.
“Untuk gedung peninggalan Belandakan adalah cagar budaya, jadi tidak boleh diganggu. Untuk akses keluar masuk penumpang satu pintu, karena sekarang ini terdapat akses dua pintu yang menyebabkan Jalan Tirtayasa, kerap macet,” kata Ajis.(day)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *