Moch Ojat Sudrajat Ketua PMBi.(foto istimewa)
BERITA6BANTEN.COM. Terdapatnya bawang merah yang membusuk, di PT ABM, yang akhirnya tidak bisa diperjualbelikan, ternyata terdapat bad stock lain berupa jahe merah gula aren.
Hal tersebut diketahui, setelah Perkumpulan Maha Bidik Indonesia (PMBI) mendapatkan informasi dan penelusuran.
Baca juga:Pemkab Lebak Alokasikan 3 Miliar Rupiah Untuk Program BSRS
Menurut pihak PMBI, tidak lama lagi LHP atas Audit Tujuan Tertentu ( ATT ) yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Banten akan segera terbit.
ATT tersebut dilakukan atas dugaan sireksi PT ABM yang ternyata memiliki saham di perusahaan lain yang justru jadi mitra kerja dari PT. ABM.
“kemarin kita disebutkan adanya stok bawang merah tidak dapat dijual lewat chat WhatsApp dari salah seorang pegawai di ABM yang membantah jika Bawang merah yang rusak tersebut beratnya mencapai 2 ton. Menurut pegawai tersebut, hanya
“Hanya beberapa beberapa kuintal saya yang rusuk,”ungkap Ketua PMBI, Moch Ojat Sudrajat, Kamis (21/3)
Meski hanya beberapa kuintal, serta berapa pun beratnya, maka kata Ojat, akibat dari rusaknya bawang Merah tersebut maka dapat diduga PT. ABM tetap akan mencatatkan kerugian dari bawang Merah yang rusak tersebut.
Selain Bawang merah, rupanya kata Ojat, masih ada stok barang lain yang diduga juga dapat dikatagorikan sebagai bad stok berupa jahe merah gula aren.
“berdasarkan informasi yang Kami dapatkan dari pihak yang berkompeten, diduga dalam account persediaan terjadi pencaratan pada laporan keuangan PT. ABM tahun 2022 diduga lebih besar daripada kondisi fisiknya. Hal ini diketahui setelah dilakukan stock opname,”kata Ojat
Ditegaskan Ojat, jiga informasi ini benar, maka angka pada account persediaan diduga ada unsur window dressing.
Catatan perusahaan ada persediaan dengan jumlah stok cukup banyak, dibanding tingkat penjualannya, lalu anehnya kata Ojat masih terus melakukan pembelian, salah satunya persediaan jahe gula merah yang ketika dilakukan stock opname didapatkan fakta banyak stok yang kurang/tidak layak jual, bahkan kata Ojat diduga ada yang kadaluarsa, sehingga tidak bisa dijual yang berpotensi kembali akan menimbulkan kerugian.
“Intinya kami berkesimpulan jika manajemen PT.ABM harus dievaluasi secara menyeluruh,”harap Ojat.(day)
Komentar